Free Download | Mp3 Music | Full Lyric

Rabu, 05 September 2012

Bapak yang Bangga pada Anaknya


Selamat beraktivitas untuk Anda semua
Semoga hari ini adalah hari yang menyenangkan dan membahagiakan Bagi Anda

Dalam setiap kehidupan berkeluarga, pasti akan memiliki hubungan yang harmonis satu sama lain. Meskipun trkadang juga menimbulkan masalah, tapi selayaknya masalah itu bukanlah menjadi api membara yang siap membakar hati kita sehingga kita tega menyakiti keluarga kita sendiri. Oleh karena itu, dalam kehidupan berkeluarga diperlukan adanya rasa saling memahami, saling menyayangi dan juga saling membantu satu sama lain agar keharmonisan di dalam keluarga itu bisa terwujud.

Pada kesempatan kali ini saya akan memberika sedikit cerita tentang keluarga. Dimana ada seorang Bapak yang memiliki kebanggaan yang sangat besar kepada anaknya. Bukan karena harta dan juga bukan karena derajat yang tinggi dari anak seorang bapak tersebut. Mari menyimak kisah di bawah ini tentang Bapak yang Bangga pada Anaknya.

Pada suatu ketika di suatu bandara ada seorang kakek tua yang sendirian. Dia membawa tas kecil yang ada di punggungnya. Dia menggunakan baju bermotif garis yang sederhana, baju yang sangat berbeda dengan pengunjung lain yang ada di bandara Juanda Surabaya kala itu. 
Setelah beberapa menit tidak ada yang menyapa kakek tersebut, ada seseorang eksekutif muda yang bertanya kepada kakek tersebut sambil menunggu jadwal penerbangan pesawatnya.
"Selamat pagi Pak, bapak hari ini akan terbang kemana", dengan wajah dan kalimat yang santun eksekutif muda itu menyapa kakek tua tersebut.
"Selamat pagi juga mas, saya mau ke Jakarta mas, ke rumah anak saya yang ketiga yang membelikan tiket pesawat ini, kenapa mas?", jawab kakek tersebut sederhana.
 "Oh, tidak ada apa apa pak. Kalau boleh tahu anak bapak yang ketiga bekerja sebagai apa pak di Jakarta?"
"Anak saya yang ketiga bekerja sebagai manager perusahaan ternama di Jakarta mas, sudah lama saya tidak ke sana untuk menjenguk anak saya, makanya saya dibelikan tiket untuk ke Jakarta." jawab kakek tua itu
"Berarti anak bapak adalah orang yang kaya raya di Jakarta pak?"
"Benar mas, anak saya yang ketiga memang kaya raya."
"Setelah dari Jakarta, bapak akan langsung ke Surabaya lagi atau bagaimana Pak?""
"Setelah dari Jakarta, saya akan langsung menuju  Jogjakarta mas, di rumah anak saya yang kedua"
"Oh, begitu ya. Kalau boleh tahu, anak bapak yang kedua ini kerja apa pak di Jogjakarta? Saya juga pernah tinggal di Jogjakarta, barangkali saya mengenal anak Bapak"
"Anak saya yang kedua adalah staf pengajar di salah satu universitas negeri ternama di Jogjakarta mas. Sudah sekitar 15 tahun dia bekerja di sana dan bertempat tinggal di sana."
"Wah, anak kedua bapak juga sangat sukses seperti anak bapak yang ketiga. Rasanya pasti bahagia sekali apabila melihat anak sudah sukses. Setelah di Jogjakarta, bapak kemudian kemana Pak?"
"Iya mas, saya bahagia karena anak saya sudah sukses. Setelah satu minggu di Jogjakarta, saya mau ke Jember mas untuk menengok anak pertama saya yang sedang sakit keras."
"Pasti anak bapak yang pertama adalah seorang pengusaha ternama juga kan Pak, yang biasanya terlalu semangat bekerja di kantor sehingga tubuh menjadi mudah sakit?"
"Wah, mas ini bisa saja. Anak saya yang pertama hanya seorang petani di desa mas. Anak saya yang pertama bukanlah pengusaha yang sukses seperti yang sampeyan kira."
Anak muda itu kemudian tertegun dan merasa malu mendengar jawaban kakek yang seperti itu. Dia takut bahwa perkataannya itu menyinggung perasaan kakek.
"Waduh pak, saya minta maaf sudah menebak yang tidak tidak tentang anak bapak yang pertama"
"Tidak apa apa mas, sudah biasa kok, Banyak orang yang berkata begitu tentang anak saya yang pertama. Kenapa dia tidak bisa sukses seperti adek adeknya. Tetapi saya memiliki pemikiran yang lain mas."
"Pemikiran lain bagaimana Pak? Apakah saya boleh tahu?
"Orang lain itu hanya memandang sebelah mata kepada anak saya yang pertama. Padahal anak yang paling saya banggakan adalah anak saya yang pertama yang hidup sebagai petani."
"Kenapa kok bisa begitu pak? Apakah menurut bapak pekerjaan sebagai petani itu lebih bisa dibanggakan daripada pekerjaan anak bapak yang lainnya"
Si Bapak hanya tersenyum kemudian berkata
"Saya bangga bukan karena pekerjaannya mas. Tapi saya bangga karena dengan jerih payahnya sebagai petani. Anak bapak yang kedua dan ketiga disekolahkan oleh anak saya yang pertama dari SMP sampai kuliah sehingga mereka menjadi sukses seperti saat ini. Saya juga bangga karena dengan jerih payahnya tersebut, anak saya yang pertama tidak mengeluh. Bahkan dalam kondisi sakit keras pun dia tidak mau merepotkan saudara saudaranya untuk biaya pengobatan."
Si eksekutif muda itu pun tertegun mendengar jawaban dari sang kakek. Setelah itu, si kakek tua itu pun mengucapkan salam untuk mengakhiri perjumpaan itu karena pesawatnya akan segera diberangkatkan. Hal itu juga di sambut dengan senyuman dan ucapan terima kasih dari eksekutif muda tersebut. Banyak pelajaran yang diambil dari perjumpaan tersebut.

Hikmah yang bisa kita ambil dari cerita di atas adalah bahwa sebagai manusia kita tidak harus memandang sebelah mata atas pekerjaan seseorang. Belum tentu pekerjaan PNS lebih bermakna apabila dibandingkan sebagai petani. Selain itu, sebagai seorang tua, janganlah memilah milah anak Anda berdasarkan pekerjaan mereka, selama pekerjaan itu baik, Anda harus selalu berupaya mensupport dan tidak pilih kasih dalam memperlakukan anak Anda.

Dari cerita di atas, hal yang bisa direnungkan adalah ketika sebuah pekerjaan yang sederhana bisa memberikan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang luar biasa. Seorang petani bisa menyekolahkan adek adeknya sehingga menjadi pengusaha dan staf pengajar universitas. Bahkan dalam kehidupan nyata pun banya kita jumpai tukang becak yang bisa menyekolahkan anaknya sampai S2, seorang anak penjual koran yang mampu lulus dari S1, dan banyak lagi yang lainnya.

Semoga cerita ini bisa menjadi pengingat bagi kita semua agar lebih mensykukuri rejeki berupa anak sehingga kita bisa memperlakukan mereka dengan baik.

Banyak orang bisa menyebut mantan istri atau mantan suami
Tapi tidak pernah saya mendengar orang menyebut Mantan Anak 
Hal ini menunjukkan Bahwa Anak tidak bisa terpisahkan dari orang tua



Terima Kasih

Bapak yang Bangga pada Anaknya Rating: 4.5 Diposkan Oleh: irwan di

0 komentar:

Posting Komentar