Free Download | Mp3 Music | Full Lyric

Minggu, 30 Juni 2013

Menyemai Cinta Dengan Traveling

“Beginilah cinta, penderitaannya tiada akhir…”

Para sahabat pasti sangat familiar dengan secuil kalimat tersebut. Kalimat tersebut merupakan jargon dari sang Dewa Cinta Chu Pat Kay di serial kungfu Kera Sakti.

Apabila melihat uangkapan tersebut, kita pasti akan bertanya pada diri kita. Kok bisa ya cinta membawa penderitaan, padahal seharusnya cinta bisa membuat dunia lebih indah dan lebih bermakna. Jawabannya sebenarnya cukup sederhana, yaitu bahwa cinta akan membuat kita menderita jika kita tidak bisa menyemainya dengan baik. Bagitulah yang diungkapkan oleh Bunda Lahfy, hehehe.

Ngobrol ngobrol tentang cinta, pastinya para sahabat memiliki trik dan jurus andalan dalam menyemai cinta. Banyak cara yang biasa kita lakukan, bisa dengan cara jalan jalan bareng, berwisata bareng, ataupun hanya sekedar minum kopi berdua bersama orang terkasih kita. Di sini saya akan menceritakan pengalaman menyemai cinta saya bersama dengan pacar saya.

Dalam kehidupan berpacaran kami, masalah memang seringkali muncul dalam kehidupan. Bahkan tidak jarang kami berdiskusi panjang lebar hanya karena berbeda pendapat. Maklum, saya dan pacar saya masih seumuran dan masih di usia labil atau kurang dewasa. Jadinya ya begitu kami sering kurang bisa menyelesaikan masalah dengan kepala dingin.

Selama kami berpacaran, saya dan pacar saya memang sering berselisih paham dan bertengkar karena kami aktif di organisasi masing masing sehingga jarang sekali bisa bertemu atau menyisihkan waktu luang untuk berdua. Saya aktif di Organisasi Pencinta Alam dan BEM sedangkan pacar saya aktif di Organisasi Penalaran serta Organisasi Peduli Korban HIV AIDS . Dengan rutinitas kuliah yang cukup padat serta agenda organisasi yang terkadang mendadak membuat kami sering mengurungkan kegiatan yang sudah kami planningkan.

Kondisi tersebut memuncak ketika saya semester 8 dan harus mengerjakan skripsi di Daerah Gunung Bromo di wilayah Pasuruan. Sedangkan waktu itu pacar saya semester 6 dan menjadi ketua umum di Organisasi Peduli HIV AIDS. Waktu yang terbatas menjadi sangat terbatas waktu itu, hingga akhirnya kami pun sempat break hanya karena salah komunikasi dan saya sedang survey serta mengisi kuisioner di desa tanpa jaringan telepon selama 2 hari. Hal tersebut membuat pacar saya sangat marah dan nyuekin saya.

Karena saya pikir hal tersebut adalah masalah komunikasi biasa. Akhirnya pun saya mengambil inisiatif agar saya tidak dianggap berbohong dan juga sekalian refreshing. Pada pengambilan data yang kedua, saya mengajak pacar saya ke tempat desa tanpa sinyal tersebut sekalian berefreshing di Gunung Penanjakan yang bisa melihat Kawah Gunung Bromo.

Pada saat itu saya benar benar memanfaatkan waktu 3 hari tersebut. Saya menjelaskan tentang kegiatan saya di sana. Saya juga mengenalkan pacar saya dengan Bapak Toro, Bapak Dukun tempat saya menginap di desa tanpa sinyal tersebut. Beliau juga menjelaskan bahwa di sana memang tidak ada sinyal sama sekali karena kanan kiri desa tertutup tebing. Akhirnya setelah mendengarkan penjelasan tersebut pacar saya percaya bahwa saya tidak bohong dan akhirnya masalah pun selesai.

Keesokan harinya, saya pun memanfaatkan momen yang kedua yaitu refreshing. Saya mengajak pacar saya ke Gunung Penanjakan dengan tujuan agar segera melupakan masalah masalah yang terjadi kemarin dan memulai lagi hari baru dengan cinta serta semangat yang baru. Disana kami juga foto foto sejenak agar kami memiliki kenangan yang indah untuk bisa selalu diingat.



Setelah berfoto foto, kami menyempatkan diri untuk makan jagung bakar serta pop mie bersama di tempat istirahat. Setelah semua makanan habis, kami pun segera turun gunung dan berpamitan kepada Pak Toro kemudian langsung kembali ke Kota Jember untuk menjalani aktivitas masing masing tanpa ada kesalahpahaman lagi.

Begitulah salah satu peristiwa dalam kehidupan saya yang akan selalu saya ingat. Dari pengalaman tersebut, saya selalu meyakini bahwa setiap permasalahan pasti bisa diselesaikan dengan kepala dingin tanpa mengandalkan emosi serta sifat egois kita. Begitulah cinta, kita memang harus pandai pandai untuk menyemainya agar cinta tersebut tetap hidup.

Tulisan ini diikutsertakan untuk GA dalam rangka launching blog My Give Away Niken Kusumowardhani


Menyemai Cinta Dengan Traveling Rating: 4.5 Diposkan Oleh: irwan di

0 komentar:

Posting Komentar