Free Download | Mp3 Music | Full Lyric

Kamis, 30 Agustus 2012

Tentang Etika Murid untuk Gurunya


Sebelum memulai postingan ini, saya mengucapkan selamat beraktivitas bagi Anda semua dan semoga hari ini akan menjadi hari yang bersejarah buat Anda. Berhubung ini hari Jum'at pasti sebagian dari Anda semua melakukan aktivitas berolahraga seperti jogging, bersepeda maupun melakukan senam pagi bersama ibu ibu PKK yang ada di sekitar kediaman Anda.

Pada hari ini kebetulan saya lagi nyantai dan bersih bersih rumput d depan rumah kontrakan saya. Ternyata ada banyak juga warga yang bersih bersih juga. Pada pagi tadi juga masih banyak anak kecil yang berkeliaran karena belum jamnya masuk sekolah. Gara gara dengar kata sekolah, saya jadi inget obrolan saya dengan beberapa teman saya tentang Bagaimana memperbaiki kualitas etka atau budi pekerti dari siswa siswi di sekolah (kebetulan teman saya itu guru SD).

Kalau berbicara mengenai etika dan budi pekerti, kita tentu saja sudah mengenalnya sejak kita mendapatkan pendidikan dasar pada waktu masih di SD atau MI. Bahkan setiap orang tua pun pasti tidak ketinggalan untuk mengenalkan etika dan budi pekerti yang luhur kepada anak anaknya.

Teman saya yang bekerja sebagai guru SD pun sekarang kaget ketika melihat banyak sekali perbedaan yang ada tentang etika sebagai seorang murid apabila dibandingkan dengan tempo dulu waktu saya masih SD atau masa yang lebih tua lagi, yaitu masa uncle Lozz masih SD atau bahkan lebih tua lagi yaitu masa Pak Dhe Cholik masih mencicipi SR (Sekolah Rakyat), hehehe

Berdasarkan obrolan kemarin, di sini saya akan menjelentrehkan (pasti gak tahu kan artinya, hehe) fakta fakta yang ada yang menurut saya dan teman teman saya sebagai suatu kemunduran dari nilai nilai etika dan budi pekerti.

Yang pertama kali kita perhatikan adalah tentang bagaimana cara seorang anak SD menyapa bapak ibu gurunya ketika bertemu di jalan atau di suatu tempat. Banyak dari anak SD itu menyapa gurunya dengan berteriak lantang dari pinggir jalan dengan suara keras dan kadang dengan bahasa yang lebih bernada dan menggoda. Bahkan kadang kadang ketika sedang menaiki sepeda motor bersama orang tua, anak SD tersebut tidak segan segan menyapa dengan suara yang keras seperti orang berteriak karena ada maling. 

Hal ini mungkin menurut Anda adalah sesuatu yang wajar, tetapi apabila kita melihat pada tempo dulu cara yang dibenarkan untuk menyapa bapak ibu guru ketika bertemu adalah dengan segera menjabat tangan alias ikum dan kemudian mengucapkan salam, baik itu salam secara agama Islam ataupun salam secara formal seperti kata selamat pagi pak.

Yang kedua adalah tentang bagaimana cara seorang murid itu menaiki sepeda bila ada bapak atau ibu guru yang ada di depannya. Kalau pada jaman sekarang, kalau ada seorang guru yang ada di depan ketika bersepeda. Kebanyakan pasti akan dengan segera akan membalap atau melewati guru tersebut. Bahkan kadang kadang juga tidak disertai sapaan kepada guru tersebut. Apabila kita melihat tempo dulu saat saya masih SD, disaat ada guru di depan saya, secara terus menerus saya tidak akan mau melewati guru tersebut karena rasa ketidakpantasan. Bahkan kalau saya tergesa gesa, saya akan mencari jalan alternatif lain yang penting saya tidak sampai melewati bapak ibu guru saya secara langsung.

Yang ketiga adalah tentang bagaimana kita manut kepada bapak ibu guru yang memang dengan sukacita mengajarkan pendidikan kepada muridnya. Kalau melihat pada jaman sekarang, murid murid terkesan ngalem dalam mencari ilmu. Bagaimana tidak ngalem karena meskipun salah, seorang murid tidak dibenarkan oleh untuk dihukum. Padahal kalau pada jaman dulu, pendidikan memang sengaja dibuat seperti kasar dan keras demi mengajarkan etika di dalam ruang kelas. Ketika dulu kita tidak mengerjakan PR, pastinya cubitan bahkan gamparan pasti akan saya terima ketika kita SD. Bahkan hanya karena terlambat datang ke sekolah saya sudah pasti akan mendapatkan hukuman. Semua itu pada waktu dulu saya anggap sebagai suatu yang wajar karena menurut saya hal itu merupakan latihan untuk bertanggungjawab dan disiplin dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada kita.

Sebagian hal di atas menurut saya adalah beberapa fakta kemunduran moral yang ada pada murid murid jaman sekarang. Padahal adanya etika, budi pekerti dan perilaku pada seorang murid merupakan bekal yang paling berharga bagi kita agar kita bisa menempatkan posisi kita didalam bergaul dengan siapapun.

Pada etika terdapat nilai nilai kesopanan yang mungkin selama ini sering kita abaikan. Bahkan dalam etika terdapat suatu nilai kepantasan yang merupakan pondasi bagi kita untuk belajar menghargai sesama dan juga orang orang yang telah memberikan ilmu bagi kita.

Meskipun pada jaman yang modern ini membuat profesi guru menjadi profesi yang berharga (baca:bergaji tinggi) tetapi saya ingin menambahkan bahwa itu adalah sebuah keuntungan buat guru dan pengajar untuk meningkatkan taraf mereka. Namun saya harapkan profesi seorang guru tetap menjadi profesi yang mulia, yaitu sebuah profesi yang tidak melupakan mengajarkan nilai nilai kehidupan yang diperlukan oleh seorang murid dalam kehidupan di hari esok.

Tulisan ini saya dedikasikan buat semua guru saya yang telah memberikan saya ilmu dan juga mengajarkan etika untuk bekal saya di saat ini dan waktu yang akan datang.

Terima kasih bapak dan ibu guruku di :
1. RA Al-Hidayah Pagotan Keplaksari Peterongan Jombang Tahun 1994-1996
2. MI Darussalam Semanding Sumbermulyo Jogoroto Jombang Tahun 1996-2002
3. SMP Negeri 3 Jombang Tahun 2002-2005
4. SMA Negeri 3 Jombang Tahun 2005-2008

Semoga ilmu yang engkau berikan akan menjadi manfaat di kehidupan saya.


Teaching kids to count is fine, but teaching them what counts is the best

Mengajarkan murid untuk bisa menghitung itu bagus
Tapi yang lebih baik adalah dengan mengajarkan sesuatu yang tidak bisa dihitung
(etika, moral, kepribadian, dll)




Tentang Etika Murid untuk Gurunya Rating: 4.5 Diposkan Oleh: irwan di

0 komentar:

Posting Komentar